pH adalah tingkat
keasaman atau kebasaan suatu larutan, zat atau benda dan diukur pada skala 0
sampai 14. Nilai pH kurang dari 7 maka larutan tersebut bersifat asam, nilai pH
7 larutan bersifat netral, dan pH lebih dari 7 larutan bersifat basa.
Penentuan nilai pH dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :
Metode elektrometris, yaitu menentukan nilai pH dengan
menggunakan alat pH meter. Metode ini dianggap paling tepat. Metode
elektrometris ini konsentrasi ion hidrogen larutan diimbangi dengan
elektroda hidrogen baku atau elektroda yang mempunyai fungsi yang sama.
pH meter bekerja dengan prinsip elektrokimia, yaitu mengukur potensial listrik antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang diukur. Salah satu elektroda disebut elektroda indikator, yang sensitif terhadap ion hidrogen (H+) dalam larutan. Elektroda indikator biasanya terbuat dari kaca atau logam anti karat. Elektroda lainnya disebut elektroda referensi, yang berfungsi sebagai titik acuan potensial listrik. Elektroda referensi biasanya terbuat dari perak-klorida (AgCl) atau kalomel (Hg2Cl2).
Potensial listrik antara kedua elektroda bergantung pada konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi ion hidrogen, semakin rendah potensial listriknya. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi ion hidrogen, semakin tinggi potensial listriknya. Potensial listrik ini kemudian dikonversi menjadi nilai pH oleh alat pengolah sinyal pada pH meter.
Metode warna, yaitu menentukan nilai pH dengan menggunakan indikator universal (pH universal ). Metode ini sangat mudah dan sederhana tapi kurang tepat daripada metode elektrometris.
Penentuan pH tanah ada 2
macam yaitu pH aktual (pH H2O) dan pH potensial (pH KCl). Penentuan pH secara
aktual dilakukan dengan senyawa H2O dan pH yang terukur merupakan nilai
konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Sedangkan pH potensial dilakukan
dengan senyawa KCl. pH potensial nilainya lebih kecil daripada pH aktual karena
senyawa KCl mampu mendesak ion H+ yang berada didalam tanah, ion H+ yang ada
terdesak keluar sehingga konsentrasi H+ dalam larutan tanah meningkat
mengakibatkan nilai pH turun.
Alat :
pH meter
Timbangan analitik
Mesin pengocok/shaker
Erlenmeyer 100 ml
Botol semprot 50 ml
Bahan :
Larutan buffer pH 10,7 dan 4
H2O
KCl 1 M, Timbang KCl 7,45 gram kemudian larutkan dengan
aquadest sampai volume 100 ml.
Cara Kerja :
pH H2O
Timbang sampel tanah 10 gram.
Sampel tanah yang sudah ditimbang dimasukkan dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml aquadest ( perbandingan sampel : aquadest = 1
: 5 ).
Kocok dengan shaker selama 30 menit.
Larutan tanah tersebut diukur dengan pH meter yang sudah
dikalibrasi (dengan buffer 10, 7 dan 4).
Catat nilai pH yang terbaca pada alat.
Timbang 10 gram sampel tanah.
Sampel tanah yang sudah ditimbang dimasukkan dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml KCl ( perbandingan sampel : KCl 1 M = 1 : 5 )
Kocok dengan shaker selama 30 menit.
Larutan tanah tersebut diukur dengan pH meter yang sudah
dikalibrasi.
Catat nilai pH yang terbaca pada alat.
Alat :
pH meter
Gelas piala 200 ml
Botol semprot 500 ml
Bahan :
Buffer pH 10, 7, dan 4 (untuk kalibrasi pH meter).
Cara Kerja :
Pindahkan sampel cair ke dalam gelas piala kira - kira 100
ml.
Masukkan elektroda ke dalam sampel dan catat nilai pH yang
terbaca pada alat.
Bilas elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan tisu
sebelum pengukuran sampel yang lainnya.
Penentuan pH Pupuk
Alat :
pH meter
Timbangan analitik
Mesin pengocok/shaker
Erlenmeyer 100 ml
Botol semprot 50 ml
Bahan :
Larutan buffer pH 10,7 dan 4
H2O
Cara Kerja :
Timbang sampel pupuk 10 gram.
Sampel pupuk yang sudah ditimbang dimasukkan dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml aquadest ( perbandingan sampel : aquadest = 1
: 5 ).
Kocok dengan shaker selama 30 menit.
Larutan sampel tersebut diukur dengan pH meter yang sudah
dikalibrasi (dengan buffer 10, 7 dan 4).
Catat nilai pH yang terbaca pada alat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan masukkan