TDS dan Conductivity

    Conductivity/Electrical Conductivity (EC) adalah kemampuan larutan dalam menghantarkan arus listrik, hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: konsentrasi dissolved ion, kekuatan ion, dan temperatur pengukuran. EC memiliki satuan μS/cm.

Total Dissolved Solid (TDS) adalah banyaknya jumlah kandungan padatan terlarut (dissolved ion) pada larutan yang meliputi padatan organik maupun anorganik, memiliki satuan mg/L=ppm atau ppb.

Apakah antara keduanya terdapat saling hubungan?? secara teori bisa dilakukan pendekatan hubungan antara keduanya. Tentu pendekatan itu didasarkan pada trial percobaan beberapa kali dan menemukan kecenderungan kesamaan. Persamaan umum/hubungan conductivity dan TDS adalah: [Rusydi, 2018]


Berdasarkan percobaan tersebut bisa didapatkan kesimpulan:
• Nilai konstanta (k) untuk fresh water di 2 tempat berbeda menunjukkan hasil yang berbeda yaitu 0.65 dan 0.89. Sehingga nilai konstanta (k) untuk mencari pendekatan hubungan EC dan TDS bukan mutlak sesuai standar namun harus dicari berdasarkan trial percobaan masing-masing kondisi sampel
Berdasarkan Kurita Handbook of Water Treatment Second Edition (1999), berikut rumus hubungannya:


• Nilai konstanta (k) yang disarankan dalam rentang 0.7-0.75

Berdasarkan beberapa literatur dan percobaan dari peneliti terdahulu bisa

disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat hubungan antara EC dan TDS walaupun tidak selalu linear dan nilai konstanta (k) harus dilakukan trial experiment untuk menentukan kedekatnnya.

Pengujian TDS lebih sulit dan mahal dari pada EC, namun memiliki kelebihan keakuratan untuk penentuan kandungan padatan terlarut fase larutan. Teknik yang dipakai untuk mengukur TDS yang valid adalah gravimetri dengan memanaskan larutan diatas sedikit titik didihnya (jika air dipanaskan pada 105-110 °C) sehingga pelarut menguap dan yang tersisa hanya padatan (endapan) yang ditimbang antara sebelum dipanaskan dengan sesudah dipanaskan.

Prinsip kerja Turbid

    Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan air. Artinya, turbidimeter adalah instrumen yang memungkinkan Anda mengukur partikel tersuspensi yang terdapat dalam air. Pada akhirnya, turbidimeter mengukur kejernihan air dan karenanya membantu memantau kualitas air. Kekeruhan merupakan ciri-ciri air yang menunjukkan betapa keruh atau buramnya air tersebut. Jadi, semakin banyak partikel yang dikandung air, semakin besar kekeruhannya. Selain itu, kekeruhan yang tinggi menunjukkan bahwa air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi manusia; Padahal, botol air minum yang beredar di pasaran harus melewati kendali mutu untuk menjamin kekeruhan yang maksimal.

Perlu diingat bahwa turbidimeter merupakan salah satu jenis nephelometer, lebih tepatnya nephelometer yang dimaksudkan untuk mengukur kekeruhan air.

 Cara menggunakan turbidimeter

Untuk menggunakan turbidimeter harus dilakukan proses kalibrasi terlebih dahulu. Mengkalibrasi turbidimeter sangatlah sederhana, cukup masukkan beberapa sampel uji yang disediakan oleh pabrikan ke dalam instrumen dan lakukan pengukuran. Namun, proses kalibrasi turbidimeter dapat berbeda-beda tergantung modelnya, jadi disarankan untuk membaca petunjuk produk.

Setelah turbidimeter dikalibrasi, untuk menggunakan turbidimeter, langkah-langkah berikut harus diikuti:

  1. Ambil sampel air yang ingin Anda analisis.
  2. Bersihkan botol yang berisi air agar pengukurannya lebih baik.
  3. Masukkan sampel ke dalam dudukan sel turbidimeter.
  4. Tekan tombol turbidimeter untuk mengukur kekeruhan air dan tunggu hingga hasilnya kembali.

Cara kerja turbidimeter

Setelah kita mengetahui cara menggunakan turbidimeter, pada bagian ini kita akan melihat cara kerja alat ukur jenis ini di dalam ruangan.

Prinsip kerja turbidimeter didasarkan pada fakta bahwa semakin banyak partikel tersuspensi dalam air, semakin banyak cahaya yang dipantulkannya. Dengan kata lain, jumlah partikel tersuspensi sebanding dengan jumlah cahaya yang dipantulkan.

Oleh karena itu, turbidimeter terdiri dari pemancar cahaya dan detektor cahaya. Pemancar menghasilkan seberkas cahaya yang melewati sampel untuk dianalisis dan, sebaliknya, detektor cahaya mengukur kuantitas cahaya yang dipantulkan.

Jadi, berdasarkan cahaya yang dipantulkan, jumlah partikel tersuspensi dan kekeruhan air yang diperiksa dapat ditentukan.

Jenis turbidimeter

Pada dasarnya ada tiga jenis turbidimeter:

  • Turbidimeter Benchtop – Turbidimeter yang cocok untuk laboratorium. Meskipun tidak dapat diangkut dengan mudah, umumnya memiliki akurasi yang lebih tinggi dan jangkauan pengukuran kekeruhan yang lebih luas.
  • Turbidimeter portabel : dapat diangkut sehingga memungkinkan pengukuran dilakukan di luar laboratorium.
  • Probe turbidimeter : turbidimeter yang memungkinkan pengukuran kekeruhan menggunakan probe, sehingga tidak perlu mengambil sampel untuk menganalisis kualitas air.

 

Prinsip Kerja pH

pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan, zat atau benda dan diukur pada skala 0 sampai 14. Nilai pH kurang dari 7 maka larutan tersebut bersifat asam, nilai pH 7 larutan bersifat netral, dan pH lebih dari 7 larutan bersifat basa.

    Penentuan nilai pH dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :

Metode elektrometris, yaitu menentukan nilai pH dengan menggunakan alat pH meter. Metode ini dianggap paling tepat. Metode elektrometris ini konsentrasi ion hidrogen larutan diimbangi dengan elektroda hidrogen baku atau elektroda yang mempunyai fungsi yang sama. 

    pH meter bekerja dengan prinsip elektrokimia, yaitu mengukur potensial listrik antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang diukur. Salah satu elektroda disebut elektroda indikator, yang sensitif terhadap ion hidrogen (H+) dalam larutan. Elektroda indikator biasanya terbuat dari kaca atau logam anti karat. Elektroda lainnya disebut elektroda referensi, yang berfungsi sebagai titik acuan potensial listrik. Elektroda referensi biasanya terbuat dari perak-klorida (AgCl) atau kalomel (Hg2Cl2).

Potensial listrik antara kedua elektroda bergantung pada konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi ion hidrogen, semakin rendah potensial listriknya. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi ion hidrogen, semakin tinggi potensial listriknya. Potensial listrik ini kemudian dikonversi menjadi nilai pH oleh alat pengolah sinyal pada pH meter.

Metode warna, yaitu menentukan nilai pH dengan menggunakan indikator universal (pH universal ). Metode ini sangat mudah dan sederhana tapi kurang tepat daripada metode elektrometris.

 

 


 

 Penentuan pH Tanah

Penentuan pH tanah  ada 2 macam yaitu pH aktual (pH H2O) dan pH potensial (pH KCl). Penentuan pH secara aktual dilakukan dengan senyawa H2O dan pH yang terukur merupakan nilai konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Sedangkan pH potensial dilakukan dengan senyawa KCl. pH potensial nilainya lebih kecil daripada pH aktual karena senyawa KCl mampu mendesak ion H+ yang berada didalam tanah, ion H+ yang ada terdesak keluar sehingga konsentrasi H+ dalam larutan tanah meningkat mengakibatkan nilai pH turun.

Alat : 

pH meter

Timbangan analitik

Mesin pengocok/shaker

Erlenmeyer 100 ml

Botol semprot 50 ml

Bahan :

Larutan buffer pH 10,7 dan 4

H2O

KCl 1 M, Timbang KCl 7,45 gram kemudian larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

Cara Kerja :

pH H2O

Timbang sampel tanah 10 gram.

Sampel tanah yang sudah ditimbang dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml aquadest ( perbandingan sampel : aquadest = 1 : 5 ).

Kocok dengan shaker selama 30 menit.

Larutan tanah tersebut diukur dengan pH meter yang sudah dikalibrasi (dengan buffer 10, 7 dan 4).

Catat nilai pH yang terbaca pada alat.

 pH KCl

Timbang 10 gram sampel tanah.

Sampel tanah yang sudah ditimbang dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml KCl ( perbandingan sampel : KCl 1 M = 1 : 5 )

Kocok dengan shaker selama 30 menit.

Larutan tanah tersebut diukur dengan pH meter yang sudah dikalibrasi.

Catat nilai pH yang terbaca pada alat.

 Penentuan pH Air

Alat : 

pH meter

Gelas piala 200 ml

Botol semprot 500 ml

Bahan :

Buffer pH 10, 7, dan 4 (untuk kalibrasi pH meter).

Cara Kerja :

Pindahkan sampel cair ke dalam gelas piala kira - kira 100 ml.

Masukkan elektroda ke dalam sampel dan catat nilai pH yang terbaca pada alat.

Bilas elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan tisu sebelum pengukuran sampel yang lainnya.

Penentuan pH Pupuk

Alat : 

pH meter

Timbangan analitik

Mesin pengocok/shaker

Erlenmeyer 100 ml

Botol semprot 50 ml

Bahan :

Larutan buffer pH 10,7 dan 4

H2O

Cara Kerja :

Timbang sampel pupuk 10 gram.

Sampel pupuk yang sudah ditimbang dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml aquadest ( perbandingan sampel : aquadest = 1 : 5 ).

Kocok dengan shaker selama 30 menit.

Larutan sampel tersebut diukur dengan pH meter yang sudah dikalibrasi (dengan buffer 10, 7 dan 4).

Catat nilai pH yang terbaca pada alat.